Selasa, 26 Mei 2015

Cara Ganti Latar Foto dengan Powerpoint

Seringkali kita ingin merubah latar foto untuk berbagaimacam keperluan. Misalkan merubah latar pas foto diganti dengan warna merah, biru, kuning, dll. 

Ini sedikit cara sederhana mengganti background (latar) foto menggunakan powerpoint. Tapi foto yang saya gunakan bukan foto pribadi, takut disangka narsis.. hehe


1. Buka Program MS. Powepoint


2. Masukan Foto yang diingin diganti latarnya,
   dengan cara pilih tab Insert dan kemudian pilih Picture,


3. Pilih foto yang diinginkan, kemudian klik Insert


4. Setelah foto dimasukkan, kemudian klik foto tersebut, nanti akan muncul tab paling kanan di atas. Klik Format, kemudian pilih Remove Background



5. Atur latar yang ingin di hapus (yg berwarna ungu)


 6. Setelah pengaturan ok, klik diluar gambar


7. Selanjutanya tinggal pilih latar baru yang diinginkan, bisa warna polos ataupun warna lainnya


8. Setelah latar foto sudah berubah sesuai keinginan. Save kembali foto tersebut, caranya klik tab File dan pilih Save As


9. Tuliskan nama foto pada kolom "File name :"
10. Pada kolom "Save as type :" pilih type file "JPEG file interchange Format" bisa juga type file "PNG Portable Network Graphics Format"


11. Setelah selesai, klik Save 
12. Akan ada opsi pilihan, Pilih "Every Slide" jika ada lebih dari 1 slide foto yang di edit
atau Pilih "Current Slide Only" jika hanya foto dari slide yang aktif saja


13. File anda telah berhasil ganti Latar Foto, dan Selamat Bereksplorasi :D


Pertanyaan Tiada Akhir

Tiada orang yang hidup tanpa pertanyaan

Pertanyaan, adalah hal yang menghinggapi setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Ia terkadang hadir dalam bentuk yang sulit dijawab, kadang ada juga yang mudah. Ia juga bisa dijawab hari ini, bisa juga nanti. Ia bisa dijawab diri sendiri, bisa juga melalui orang lain.

Pertanyaan akan terus terbarukan, seiring bertambahnya perjalanan waktu. Bak petualang jalan yang tak tahu kapan akhirnya, ia terus berjalan hingga waktu menghentikan langkahnya.

Tak sedikit pertanyaan yang justru membuatnya tersesat. Tak sedikit pula pertanyaan yang membuatnya tenar dan hebat. Tergantung kualitas pertanyaan yang mampu terjawab.

"Siapa saya?
Untuk apa saya ada?
Hendak kemana saya?
Kenapa saya?"

Itu pertanyaan dasar yang tak mudah dijawab tanpa panduan dan pengalaman. Banyak yang sekedar mencontek jawaban, malah terjatuh pada lubang yang sama. Mencontek pun perlu pertanyaan. "Apakah itu contekan yang benar atau salah?"

Seorang pilot baru, pasti mempunyai segudang pertanyaan. Buku panduan pilot tentu bisa menjawab sebagiannya, sebagiannya lagi dari pengalaman dan jam terbang.

Satu pertanyaan pun tak selalu punya 1 jawaban.
"Naik apa ke Jakarta?" jawabannya bisa naik kereta, bis, kendaraan pribadi, ataupun jalan kaki.

"1 + 1 = ... " Jawabannya tidak selalu "2", bisa "3 -1", bisa "10 / 5" bisa "1a + 1b", dan jawaban lainnya.

Setiap pertanyaan kehidupan tak selalu memiliki jawaban yang sama, ia mampu dijawab dengan beribu jawaban yang berbeda.

"Bagaimana cara memberantas Kemiskinan?"
jawabannya bisa "Bunuh saja Semua orang miskin itu."

Tentu ada yang setuju dan ada yang tidak, yang membatasi adalah nilai dan aturan main yang terbentuk oleh masyarakat ataupun aturan agama.

Hiduplah dengan pertanyaan, maka ia akan menghidupkan harimu. (mungkin?)

Rezeki Yang Di Beri


Jauh dekat kaki melangkah, rezeki kita diberi
Besar kecil pengorbanan, rezeki kita diberi


Banyak hal yang kita rasa bahwa rezeki itu perlu kita jemput, tapi pada kenyataannya, usaha kita tidak ada apa-apanya. Ketika bayi, kita hanya dapat menangis, namun semua kebutuhan kita bisa terpenuhi.

Saat bapak kita tidak berpenghasilan, rezeki tetap diberi melalui ibu kita, ataupun sebaliknya. Saat orang tua sudah tidak lagi bekerja, rezeki tetap diberi melalui anaknya, bisa juga lewat bantuan pemerintah, dll.

Kita merasa bahwa kita mendapat rezeki karna sudah bekerja seharian penuh, padahal kita telah diberi rezeki dimulai dari tidur yang nyenyak, bangun dalam kondisi sehat, bisa sarapan, bisa melangkahkan kaki ke tempat kerja, bisa mengerjakan tugas dengan baik, dan bisa kembali pulang. Rezeki yang sudah diberi jauh lebih besar dari apa yang kita lakukan.

Konsep rezeki begitu kompleks, tak bisa hanya dijelaskan dengan akal logika. Tak selalu kita menghitung 1 + 1 = 2, ia bisa menjadi 27, bisa juga 11, atau bisa jadi 0. Ada aturan main yang berlaku, ketika taat kita bisa mendapat bonus, ketika ada pelanggaran tentu ada konsekuensinya,

Ada yang merasa "jika saya membagi rezeki yang saya terima maka rezeki saya akan berkurang". Seperti halnya 1 - 1 = 0. Padahal bisa jadi hasilnya 3 karna "Esa hilang, Dua Terbilang". Ataupun jadi 1001 karna "Gugur Satu Tumbuh Seribu".

Perputaran rezeki terjadi begitu kompleks, ia berputar ditengah 7 Miliar manusia dan makhluk alam lainnya. Kita bertemu siapa, dimana, dalam kondisi apa, terjadi begitu saja dalam hitungan kurang dari 1 detik. Seorang dokter tentu tidak berharap orang menjadi sakit semua, namun ia diberi rezeki dengan hadirnya orang sakit. Seorang pemadam kebakaran tentu tidak berharap terjadinya bencana kebakaran, namun ia diberi rezeki dengan hadirnya kebakaran.

Semua yang ada di dunia ini lebih banyak terjadi karena pemberian-Nya. Sang Maha Pemberi Rezeki.

Jumat, 22 Mei 2015

Layangan Cinta

Ada hal yang istimewa dalam hidup, namun hadir di saat yang tidak tepat. 

Layangan terbang sesukanya dilangit yang cerah.

Terkadang kita perlu mengulur layangan, agar ia terbang tinggi dengan indahnya. Mengulur terus namun tak terpikir untuk melepasnya. Tiupan angin membuat kita berusaha lebih keras agar ia tetap seimbang. Mengarahkan agar tidak tersangkut pohon ataupun kabel jalanan.

Tak sedikit layangan lawan datang mendekat, hendak memutus tali yang menyatukan mata dan harapan. Akibatnya kita mengganti benang dengan gelasan, sebuah gulungan tali yang cukup tajam. Tajamnya tali mampu membuat layangan bertahan, mengalahkan lawan, tapi ia juga mampu menggores jemari yang menggenggam.

Ada masanya kita lengah, atau memang lawan lebih tangguh. Jika ia putus, memang sudah seharusnya ia putus. Nanti akan ada yang memburu layangan itu, berebut untuk nantinya diterbangkan kembali.

Layangan. Akan terus berganti.
Berganti kepada orang yang pantas menggenggamnya.

Kini, lebih baik tak memiliki, hingga benar-benar pantas untuk memiliki. 

Kapan memlulai setia?

"Kapan memlulai setia?"

Pertanyaan yang bisa memiliki 1001 jawaban.

Mungkin ini hanya salah satunya. Bagiku SETIA dimulai saat kita berkomitmen untuk tidak mencintai (pasangan) hingga menemukan 1 cinta yang utuh. Cinta yang siap menerima paket lengkap plus minus dalam ikatan janji suci.


Pacaran bagi kebanyakan orang adalah cara untuk menjemput sang pujaan hati. Mencari pasangan yang akan setia menemani kedipan mata, saat ia akan terbuka hingga ia tertutup. Kedipan mata tak selalu kita sadari, namun ia selalu ada agar kita tidak merasa kering dan sakit. Kedipan mata selalu menjernihkan cahaya dan warna yang memberikan sentuhan makna bagi kehidupan.

Bagiku pacaran adalah bentuk ketidaksetiaan, karna artinya ku telah menyerahkan sebagian rasa cinta yang seharusnya utuh untuknya. walau hanya 1%. Cinta yang terbagi ibarat magnet, yang akan sesekali menarik cinta yang telah terikat, saat tarikan sangat kuat, tidak mustahil akan memutus ikatan.

Sulit memang menyadari arti setia saat remaja, rasa penasaran, ketertarikan lawan jenis, iri lihat teman, atau sekedar pembuktian bahwa kita masih laku, Ya, banyak sekali hal yang menyatakan bahwa "saya harus pacaran". Tapi itu hanya pilihan, kita masih bisa memilih untuk Tidak.

Setiap orang tentu memiliki jalan yang tak pernah sama, bahkan dalam diri yang sama bisa memiliki kesimpulan yang berbeda saat dulu, kini dan nanti. Roda waktu terus berputar, memberikan kita puzzle makna yang tak akan beres terurai. Termasuk makna Setia.

Jawaban ini pun kusadari saat ktp sudah lama dalam genggaman, dan sekarang benar-benar kunikmati jawaban ini.

Hingga akhirnya kuputuskan tuk SETIA memilih SETIA.
- Celoteh Sore -