Selasa, 26 Mei 2015
Rezeki Yang Di Beri
Jauh dekat kaki melangkah, rezeki kita diberi
Besar kecil pengorbanan, rezeki kita diberi
Banyak hal yang kita rasa bahwa rezeki itu perlu kita jemput, tapi pada kenyataannya, usaha kita tidak ada apa-apanya. Ketika bayi, kita hanya dapat menangis, namun semua kebutuhan kita bisa terpenuhi.
Saat bapak kita tidak berpenghasilan, rezeki tetap diberi melalui ibu kita, ataupun sebaliknya. Saat orang tua sudah tidak lagi bekerja, rezeki tetap diberi melalui anaknya, bisa juga lewat bantuan pemerintah, dll.
Kita merasa bahwa kita mendapat rezeki karna sudah bekerja seharian penuh, padahal kita telah diberi rezeki dimulai dari tidur yang nyenyak, bangun dalam kondisi sehat, bisa sarapan, bisa melangkahkan kaki ke tempat kerja, bisa mengerjakan tugas dengan baik, dan bisa kembali pulang. Rezeki yang sudah diberi jauh lebih besar dari apa yang kita lakukan.
Konsep rezeki begitu kompleks, tak bisa hanya dijelaskan dengan akal logika. Tak selalu kita menghitung 1 + 1 = 2, ia bisa menjadi 27, bisa juga 11, atau bisa jadi 0. Ada aturan main yang berlaku, ketika taat kita bisa mendapat bonus, ketika ada pelanggaran tentu ada konsekuensinya,
Ada yang merasa "jika saya membagi rezeki yang saya terima maka rezeki saya akan berkurang". Seperti halnya 1 - 1 = 0. Padahal bisa jadi hasilnya 3 karna "Esa hilang, Dua Terbilang". Ataupun jadi 1001 karna "Gugur Satu Tumbuh Seribu".
Perputaran rezeki terjadi begitu kompleks, ia berputar ditengah 7 Miliar manusia dan makhluk alam lainnya. Kita bertemu siapa, dimana, dalam kondisi apa, terjadi begitu saja dalam hitungan kurang dari 1 detik. Seorang dokter tentu tidak berharap orang menjadi sakit semua, namun ia diberi rezeki dengan hadirnya orang sakit. Seorang pemadam kebakaran tentu tidak berharap terjadinya bencana kebakaran, namun ia diberi rezeki dengan hadirnya kebakaran.
Semua yang ada di dunia ini lebih banyak terjadi karena pemberian-Nya. Sang Maha Pemberi Rezeki.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar